Malindafurniture.com- Merancang lingkungan dalam ruangan adalah tanggung jawab besar bagi seorang professional. Seorang desainer interior harus merencanakan, meneliti, mengoordinasikan, dan mengelola proyek-proyek ini untuk mendapatkan lingkungan yang sehat bagi orang-orang yang menggunakan ruang tersebut. Tapi sebenarnya apa itu desain interior?
Warna dan finishing sebenarnya merupakan salah satu aspek penting dari desain interior. Tapi itu bukan satu-satunya karakteristiknya. Pertama penting untuk memahami perilaku dan keinginan pengguna untuk menciptakan ruang yang fungsional dan estetis. Pada saat yang sama , desain interior harus memperhatikan kondisi kenyamanan (baik termal, pencahayaan maupun akustik), serta ergonomic, yang menentukan dimensi terbaik untuk furnitur dan objek.
Layout
Layout proyek secara singkat adalah penempatan peralatan, furniture dan objek, baik diam atau bergerak, diruang yang sedang dirancang. Distribusi yang memadai dapa mengatur sirkulasi ruang dan hierarki ruang. Terutama dalam konsep open plan, dimana designer memiliki lebih banyak kebabasan. Le Corbusier dan Mies Van Rohe adalah yang pertama menantang rencana hierarki dengan mengurnagi area sirkulasi yang luas menggunakan elemen structural, furniture, dan panel untuk membagi ruang dari pada dinding.
Untuk emciptakan layout yang baik , desainer harus mempertimbangkan standar aksesibilitas, jalur darurat kebakaran, dan dimensi minimum ruangan. Dengan kota-kota yang semakin padat dan property yang semakin mahal, bagaimanapun apartment mikro dan rumah mungil mulai menentang standar minimum ini, menunjukan bahwa peraturan dapat dilanggar dengan hati-hati. Oleh karena itu, hal yang paling penting untuk dipahami adalah kebutuhan ruang dan penggunanya untuk mengusulkan tata letak yang fungsional dan sesuai.
Furniture
Baik diam atau bergerak, furniture secara langsung memengaruhi kualitas proyek interior apapun. Tugas designer untuk memastukan bahwa pilihan yang ditentukan dalam proyek akan mendukung fungsi rutin ruang, memastikan furniture tidak akan merusak masalah dasar seperti sirkulasi. Dalam banyak kasus, seringkali lebih efektif untuk merancang barang-baang unik untuk memandfaatkan setiap sentimenter persegi secara paling efisien.
Saat ini mungkin mudah untuk menemukan beberapa perusahaan yang memproduksi furniture untuk hunian kecil ( Apartment mikro atau rumah mungil). Contoh furniture jenis ini termasuk sofa dan perangkat makan yang lebih serasi dimana kursi sangat pas dibawah meja, membuat setiap bagian menempati lebih sedikit ruang di sekitarnya.
Tanaman mungkin tidak dianggap sebagai furniture, namun tetap merupakan aspek desain interior yang patur disebutkan, karena merupak aspek penting untuk Kesehatan dan kualitas hidup di dalam ruangan.
Comfort & Ergonomics
Kualitas lingkungan di dalam ruangan sangat penting di dunia yang semakin padat dan padat penduduk, dan ruang interior yang tidak nyaman, tidak aman, atau tidak sehat dapat sangat berbahaya bagi Kesehatan fisik dan mental manusia, mengingat kita menghabiskan sebagain besr hidup kita di dalamnya.
Kenyamanaan berkisar dari estetika ruang, aroma lingkungan, angin sepoi-sepoi yang masuk melalui jendela, dan suhu yang dirasakan saat masuk, hingga aksesibilitas dan penerapan teknologi atau strategi pasif untuk memfasilitasi dan meningkatkan kualitas hidup penghuninya. Bagaimana ruang dirasakan secara visual saat menghuninya? Warna, kecerahan, ekdalaman, dan ketinggiannya akan menentukan apakah itu deteksi sebagai nyaman, aman, merangsangm damai, fleksibel atau justru sebaliknya. Apakah ventilasi menjaga udara dalam ruangan sebersih dan sesehat mungkin? Bau tidak sedap, tungau, jamur, dan senyawa bahan lainnya.
Tingkat keberhasilan desain interior yang baik sangat erat kaitannya dengan analisis ergonomis dan detail, suatu analisis yang harus dimulai dari kajian tentang dimensi manusia dan ragamnya.
Material & Coating
Tidak semua bahan finishing setara. Meskipun pilihan biasnaya diatur oleh factor-faktor seperti estetika, fungsi, dan biaya, penting juga untuk mempertimbangkan komposisi setiap bahan dan pengaruhnya terhadap lingkungan selama masa pakainya. Oleh karena itu, pilihan pelapisan atau pelapisan akhir memiliki banyak segi dan harus mempertimbangkan factor-faktor berikut:
1. Tujuan Ruang
Mempertimbangkan sirkulasi dan penggunaan area, kondisi pembersihan, dan paparan lingkungan. Factor lain seperti tekstur dan warna dapat berkontribusi pada pemahaman ruang dan difusi cahaya, yang memengaruhi suasana hati penghuninya.
2. Substansi Materi
Komposisi material akan menentukan ketahana, fleksibilitas, dan kelenturannya.Dalam istilah kimia disarakan untuk melihat komposisi cat, pelapis plastic, pengikat, atau aditif yang dapat menimbulkan efek berbahaya.
3. Sistem Instalasi
Proses Kontruksi pelapis termasuk perekat, yang disarankan untuk diselesaikan juga untuk menghemat biaya dan menghindari kesalahan selama proses konstruksi.
4. Lampisan Permukaan
Permukaan dapat diperlakukan agar tidak licin, tidak lengket, atau tahan air. Elemen-elemen seperti penutup sambungan, tepian, cetakan, dan pegangan telah dirancang untuk memudahkan pembersihan, menghindari kecelakan, dan memfasilitasi penggerakan.
Sangat penting untuk mempertimbangkan pendekatan holistic dan multidisiplin Ketika merancang ruang yang berfokus pada kesejahteraan, dan pengamatan serta analisis mendalami setiap ‘tubuh dan pikiran’ adalah kunci untuk mencapai proyek yang sukses.
Untuk artikel interior dan arsitektur lainnya, Anda bisa kunjungi website kami di www.malindafurniture.com