Malindafurniture.com – Hallo, Malinda Addict ! Desain interior bangunan bergaya tradisional merupakan desain yang mengutamakan bahan alami seperti kayu serta dipolesi ukiran yang rumit dan bahan alam yang lainnya serta penataan tata ruang yang mengikuti tradisi.
Interior tradisional menunjukan karakter tenang dan teratur. Tidak ada sesuatu yang tampak “wow” dalam ruangan bergaya tradisional. Gaya interior ini banyak menggunakan berbagai perabotan model klasik dan sedikit menampilkan suasana yang old fashioned. Mampu menampilkan suasana nyaman, bersahaja, dan tidak menggetarkan.
Seperti kayu, batu alam, dan lain-lain, terdapat juga ornamen atau ukiran dan juga permainan warna yang nantinya akan di tampilkan ke dalam desiannya untuk menonjolkan kesan elegan.
Desain interior tradisional didominasi unsur dan elemen kayu dengan tekstur khas dan ukiran yang kadang rumit maupun menggunakan pola bunga.. Kebanyakan merupakan handmade alias buatan tangan. Rumah bergaya tradisional, tidak memiliki kesan formal sama sekali. Hanya mengedepankan kesan santai, tapi memberikan kenyamanan bagi semua orang.
Nah, berikut ini beberapa ciri dari desain tradisional yang bisa Anda simak untuk diterapkan dirumah idaman Anda.
1. Furniture
Furniture menjadi salah satu pemanis ruangan yang tidak boleh di tinggalkan. Seperti halnya desain interior lainnya, rumah dengan desain interior tradisional juga harus memperhatikan furniture yang tepat.
Pada desain tradisional ini, tentu furniture yang dipilih pun harus memiliki tampilan garis klasik dan detail yang bersahaja. Selain memperhatikan nilai fungsional furniture itu sendiri. Detail pada setiap furniture juga harus benar-benar di perhatikan dengan baik. Bagian tepi furniture harus lembut, halus, dan tampak menjadi satu kesatuan (menyatu).
Umumnya material kayu, rotan, dan bambu akan banyak mendominasi pada desain interior tradisional ini. Selain digunakan pada furniture, material-material tersebut juga digunakan pada bagian lantai, hingga langit-langit ruangan.

Sumber : https://www.arsitag.com/
Biasanya, material seperti kayu akan melalui proses pahatan. Sehingga, funiture atau bagian lainnya akan mendapatkan kesan seni yang begitu kental. Interior rumah bergaya tradisional kerap menggunakan ukiran pola bunga. Tidak hanya pada dinding, tapi juga pada ukiran, kolom, pintu, jendela, dan elemen rumah lainnya.
Ini karena bunga atau tetumbuhan memang melekat dengan kehidupan tradisional ala pedesaan. Jika Anda ingin menghadirkan cita rasa tradisional dalam interior rumah, Anda bisa mengakali dengan, misalnya: memasang cermin dengan pigura ulir bebungaan atau wallpaper dengan corak bunga.
Tidak seperti gaya kontemporer yang cenderung tampak langsing dan ‘tajam’, gaya tradisional cenderung mengadopsi sesuatu yang halus dan lengkung. Bila dicermati, ini refleksi dari pola-pola sulur tanaman atau dahan pohon.
2. Warna
Elemen warna menjadi salah satu faktor pendukung yang paling penting dalam keberhasilan sebuah konsep desain interior. Selain sebagai penegas dari konsep desain interior, warna juga sangat memperngaruhi suasana hati dan psikologi manusia.
Seperti halnya desain interior lainnya yang memiliki elemen warna identik. Desain interior tradisional juga membutuhkan warna yang menggambarkan ke ciri khasannya. Sangat di rekomendasikan warna-warna kalem atau soft untuk pilihan warna desain rumah tradisional. Tetapi, ada juga yang menggunakan warna gelap pada konsep interiornya.

Apabila ingin menggunakan konsep lantai kayu, maka alangkah baiknya jika memilih warna putih sebagai warna cat dinding. Warna putih akan memberikan kesan menonjol pada lantai dan aksesoris dinding lainnya. Perpaduan dan pemilihan elemen warna yang tepat, pasti akan memberikan suasana keseluruhan rumah tampak terasa sangat nyaman dan bersahaja.
3. Aksesoris
Rumah menjadi salah satu tempat kembali dari padatnya rutinitas selama seharian. Oleh karena itu, kenyamanan rumah merupakan hal yang paling penting harus di wujudkan dengan baik. Salah satunya dengan memberikan sentuhan aksesoris pada bagian ruangan.
Penambahan aksesoris tentunya akan semakin mempercantik tampilan interior rumah. Tidak hanya itu, dengan peletakan aksesoris yang tepat pada bagian ruangan mampu memberi fungsi secara maksimal.
Rumah dengan gaya tradisional, alangkah baiknya jika memilih benda-benda dengan model dan gaya yang sangat klasik. Kehadiran benda-benda seni atau klasik pada ruangan mampu memperkuat kesan tradisional.
Aksesoris yang bisa digunakan yaitu seperti guci, lampu, cermin, bingkasi, vas bunga, tanaman, dan lain-lain. Salah satu aksesoris yang selalu ada di desain interior jenis apapun yaitu lampu. Selain sebagai penerangan, aksesoris lampu memberikan kesan nilai keindahan tersendiri pada setiap rumah.
Lampu untuk pelengkap desain interior rumah yaitu lampu yang bernilai histori di masa lalu, bernuansa unik, wall sconce, atau bisa juga dengan lampu lantai. Selain itu, alat-alat dapur yang terbuat dari anyaman bambu pada zaman dahulu, juga bisa digunakan sebagai aksesoris untuk hiasan dinding.
Jika kamu menyukai sesuatu hal yang berbau budaya. Kamu juga bisa menjadikannya sebagai aksesoris interior di rumah. Pastikan meletakkan aksesoris dengan tepat, jangan asal-asalan. Hal ini agar mendapatkan kesan keseimbangan yang simetris antara aksesoris dan ruangan itu sendiri.
Hal yang perlu diperhatikan yaitu tidak ada aksesoris yang menonjol dan tampak dominan. Karena yang harus diingat, rumah bergaya tradisional hanya perlu kesan yang menenangkan dan kelembutan.
4. Filosofi
Rumah tidak hanya sebatas tempat untuk beristirahat dan berkumpul saja. Bagi sebagian orang, setiap desain rumah memiliki arti dan nilainya sendiri. Salah satunya adalah rumah dengan desain interior tradisional.
Selain penggunaan material-material alami, rumah bergaya tradisional ini juga mengusung banyak nilai-nilai filosofi bagi pemilik rumah. Jika biasanya bentuk dan penempatan furniture ditentukan karena estetik dan fungsinya. Hal ini bisa saja berbeda pendapat untuk penerapan pada rumah bergaya tradisional.
Pemilihan bentuk dan peletakan furniture, elemen warna yang dipilih, pengaturan posisi pencahayaan, penempatan dampur, letak kamar mandi, dan lain sebagainya. Semua itu bisa menjadi perhitungan yang tidak boleh terlewatkan untuk rumah tradisional.
Bukan tanpa alasan, bagi kebanyakan orang semuanya itu memiliki arti yang berhubungan dengan ajaran nenek moyang atau leluhur terdahulu. Karna nyaman dan homey adalah suasana yang identik dengan rumah tradisional. Orang merasa kembali pada ‘akar’nya. Sesuatu yang mungkin telah lama mereka tinggalkan karena kesibukan dan keruwetan hidup. Jika Anda pernah ke Jogja dan masuk ke rumah-rumah Joglo di sana, Anda akan merasakan hal ini.
Nah itu tadi beberapa point yang perlu Anda pikirkan untuk menggunakan desain tradisional di rumah Anda. See You !

